Rabu, 16 Januari 2013

emulsi

EMULSI

1.      Definisi Sediaan Emulsi
·         Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi ataua surfaktan yang cocok.
·         Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok (IMO hal 132)
·         Emulsi adalah dua fase yang salah satu terdispersi dalam cairan lain dalam bentuk tetasan kecil (FI IV)

2.      Macam-macam Emulsi
Berdasarkan penggunaannya emulsi dibagi menjadi 2 goglongan, yaitu :
1.      Emulsi penggunaan per-oral
a.       Emulsi minyak dalam air
Biasanyan mempunyai tipe minyak dalam air. Emulgator merupakan film penutup dari minyak obatnya untuk menutupi rasa tidak enak, zat perasa diberikan diberikan pada fase ekstern untuk memberikan rasa enak.
b.      Emulsi untuk injeksi itravena
Emulsi parenteral telah diselidiki untuk penggunaan makanan dan minyak obat untuk hewan dan manusia. Penggunaan emulsi parenterol meminta perhatian khusus selama produksi seperti pemilihan emulgator ukuran dan kesamaan butiran tetes pada penggunaan intravena.
2.      Emulsi untuk pemakaian oral
Baik bentuk minyak dalam air atau air dalam minyak yang dapat dipakai untuk pemakaian kulit dan memoran mukosa dengan proses emulsi kemungkinan terbentuk lotion atau cream yang karsistensinya mempunyai sifat-sifat :
·         Dapat meluas daerah yang diobati
·         Dapat mudah dicuci
·         Tidak membekas pada pakaian
·         Memiliki bentuk ,bau, warna dan rasa yang baik
3.      Syarat-syarat sediaan emulsi
Sediaan emulsi dapat terbentuk jika :
·         Terdapat 2 zat yang tidak saling melarutkan
·         Terjadi proses pengadukan (agitosi)
·         Terdapat emulgator
            Sediaan emulsi yang baik adalah sediaan emulsi yang stabil, dikatakan stabil apabila sediaan emulsi tersebut dapat mempertahankan distribusi yang teratur dari fase terdispersi dalam jangka waktu yang lama. (R. Voight hal 434)

4.      Komposisi sediaan emulsi
Sediaan emulsi secara umum terdiri dari  bahan aktif dan juga tambahan
a.       Bahan aktif antara lain :
·         Poroffin cair
·         Oleum gec aselli
·         Curaubitae semin
b.      Bahan tambahan antara lain :
Emulgator menstabilkan dengan cara menempati antara permukaan antara tetesan dan fase eksternal dan dengan membuat batas fisik disekeliling partikel yang akan                                Emulgator juga mengurangi tegangan antar muka antara fase sehingga meningkatakan proses emulsifikasi selama pencampuran.
·         Gom Arabikum
Menambahakan sekaligus 1 1/2 bagian kepada gom itu, kemudian digerus sampai diperoleh suatu masa yang homogen.
·         Merah telur
Merah telur digerus dalam mortar dengan 3ml air dan kemudian ditambahkan sedikit-sedikit minyaknya. Setelah diencerkan disraing dengan air kasa.
·         Tragakan
Mula-mula tragakan digerus dengan air yang 20 kali banyaknya, kepada mucilago ini ditambahkan bergantian sejumlah kecil minyak dan air, sangatlah perlu menamabahkan minyak dalam jumlah lebih kecil. 1 gram tragakan = 10 gram gom arab.
·         Carboxymethyloellulose (CMC)
Larutannya dibuat dengan jalan menuangi zat dengan air didih dan membiarkannya beberapa lama.
c.       Pengawet antimikroba /preserudife
Sediaan emulsi memerlukan bahan antimikroba karena fase air memepermudah pertumbuhan mikroorganisme. Sehingga fungsi dari pengawet antimikroba yaitu dapat mengurangi kortaminasi mikroorganisme.
·         Asam benzoate
·         Metil paraben (nipagin)=0,015-0,2%
·         Prophylparaben (nipasol)=0,01-0,02%
d.      Antioksidan
Diperlikan untuk mencegah terjadinya kekeringan dari fase minyak ataupun oksidasi zat berkhasiat
·         Asam askorbat
·         Asam sitrat
·         Askorbil
·         Sulfit
e.       Pembau (corigen adoris)
Zat pembau ditambahkan agar menutupi bau dari zat aktifnya yang mungkin menyengat
·         Oleum citri
·         Oleum ricini
·         Oleum cinamommi
·         Vanillium
·         Camphora
f.       Pewarna (corigen colori)
Zat pewarna ditambahkan agar menutupi penampilan yang tidak menarik dan meningkatkan
·         Eritrosin
·         Tartrozin
·         Roosberry red
g.      Perasa (corigen saporis)
Zat perasa ditambahkan agar menutupi rasa dari minyak, sehingga dapat menarik bagi anak-anak.
·         Gliserin : >20%
·         Sukrosa : 67%

5.    Metode Pembuatan Emulsi
a.  Metode Gom Kering (Metode Kontinental)
Pada Metode Gom kering atau yang biasa dikenal dengan nama metode “4:2:1”, formula yang digunakan untuk membuat corpus emulsi adalah 4 bagian minyak, 4 bagian air, dan 4 bagian gom (atau emulgator). Sedangkan pada metode Kontinental, formulanya adalah “4:3:2”. Setelah corpus emulsi ini terbentuk, bahan – bahan formulatif cair lainnya yang larut dalam fase luar, ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk. Ada pun zat – zat formulatif lainnya yang berbentuk padat seperti pengawet, stabilizer, pewarna, perasa, dll dilarutkan dalam fase luar terlebih dahulu sebelum ditambahkan ke dalam corpus emulsi. Sedangkan zat – zat formulatif yang dikhawatirkan akan mengganggu stabilitas emulsi ditambahkan paling akhir.
b.    Metode Gom Basah
Zat pengemulsi ditambahkan kedalam air (zat pengemulsi umumnya larut dalam air) agar membentuk suatu mucilago, kemudian minyak perlahan-lahan ditambahkan untuk membentuk emulsi, kemudiaan diencerkan denganm sisa air.
c.    Metode Botol Forbes
Metode ini cocok untuk pembuatan emulsi yang berisi minyak – minyak menguap dan mempunyai viskositas rendah. Serbuk gom dimasukkan ke botol kering, tambah 2 bagian air dan dikocok kuat dalam keadaan botol tertutup rapat. Tambahkan minyak dan air secara bergantian sedikit demi sedikit sambil terus dikocok setiap kali dilakukan penambahan air dan minyak. Metode ini kurang cocok untuk minyak kental karena viskositasnya yang terlalu tinggi sehingga sulit untuk dikocok dan dicampur dengan gom dalam botol.
6.      Evaluasi  mutu fisik
System HLB
Setiap jenis wmulgator memiliki harga keseimbangan yang besarnya tidak sama. Harga keseimbanga (HLB) yaitu angka yang menunjukkan perbandingan antara kelompok hidrofil dengan lipofil. Semakin besar harga HLB, maka semakin banyak kelompok yang suka air dan demikian sebaliknya.